Senyuman itu Semu



Senyuman itu Semu karya dari Esy Safitry yuk mari di baca :)
 
Pagi itu tepatnya pukul 05:30,, Alarm di Hapeku mulai berdering seolah-olah ia sedang berteriak membangunkanku. Ugh rasanya mata ini masih enggan untuk menyapa indahnya pagi itu,, Yaah rupanya tubuhku masiih ingin tetap berada di atas kasur. Namun peringatan ke-2 dari Alrm mulai kembali membangunkanku. Mau tidak mau aku harus segera meninggalkan tempat tidur kesayanganku itu. Aku juga tidak mau telat masuk sekolah dan berhadapan dengan wajah angker Satpam sekolahku. Iihh serem deh pokonya. Ohya aku juga teringat dengan sosok yang aku puja di sekolahku,,dialah yang menjadi penyemangatku ke sekolah ,,hehehh.. Oopsst kelamaan mikir aku jadi lupa kalau aku harus segera mandi dan cepat-cepat ke sekolah. Yaa ampuun sekarang jarum jam udah nunjuk jam 06:30. Setelah selesai mandi,, Secepat mungkin aku memakai seragam sekolah dan meraih tas  yang ada di atas meja belajarku. Setelah pamit,, aku pun berlari keluar rumah dan menunggu angkutan ke sekolah. "Aduuh lama banget siih nii angkot,, gagg ngerti apa kalo aku udah hampir telat".. Gumamku dalam hati. Tak lama sebuah angkutan hitam berhenti di hadapanku tak perlu mikir lama akupun segera naik. Selama perjalanan tak henti-hentinya ku lirik arloji yang melingkar di tanganku. Kini udah pukul 06:58 dan saat itu juga angkutan yang aku tumpangi berhenti tepat di depan sekolah kesayanganku. Segera mungkin aku berlari namun di seberang jalan aku telah melihat pak Satpam mulai menarik pintu gerbang. Sambil menyeberangi jalan "Paaaakkk Tunguuuuu!!" teriakku pada Pak satpam. Kulihat pak satpam mulai berhenti menarik gerbang dan menoleh ke arahku. Kini aku sudah berada di depan pintu gerbang yang udah hampir tertutup segera aku masuk sambil menoleh ke pak satpam dan tersenyum,, yahh bisa di tebak pak satpam langsung menampakkan wajah angkernya padaku. Untunglah ia tak menahanku dan itu artinya aku gagg telat,,hehehh.. Aku kembali melihat jam tanganku dan sekarang udah pukul 07:02 ku percepat langkahku untuk segera tiba di kelas. Ku berlari melewati ruang-ruang kelas XII rasanya malu banget lari-lari sendirian sambil di liatin sama kakak-kakak senior. Ughh rasanya pengen ngilang dan langsung tiba di kelas aja. Tapii itu smua tidak mungkin. Ternyata aku mulai lelah untuk terus berlari,, kini aku mencoba untuk tetap berjalan sambil menutup wajah dengan topi yang daritadiku genggam. Tiba-tiba ku temukan sesosok wajah yang tak asing lagi di kejauhan sana. Subehanallah,, wajah itu.. Senyumnya ituu…  sejenak aku hanyut dalam pemandangan pagi itu.
"Heiiy Yuna!!"
Tiba-tiba Nury udah ada di sampingku,, entah dia datang dari mana. Atau mungkin aku yang gagg nayadar karena terpesona dengan wajah itu,,hehehehh..
"Ehh Ry kamu kok ada di sini??"
"Harusnya aku yang nanya sama kamu,, kok kamu bisa ada di sini?? Kamu telat yah??" tanya Nury sambil melirik tas yang sedang nempel di punggungku.
"ahh gagg telat kok,, Cuma hampir telat aja Hehehh"
"udah yuk ke kelas" ajak Nury.
Aku pun berjalan bersama Nury sambil menoleh dan mencaari-cari orang tadi. Tapi sayng aku sudah tidak menemukannya lagi.
"Eh Yun,, Kamu nyari siapa sih dari tadi jalannya nengok ke belakang mulu" tanya Nury sambil mengikuti arah pandanganku.
"nggag kok" jawabku singkat.
Aku mulai memasuki kelas sambil meletakkan tas. Kini pelajaran pertama udah selesai dan Kami anak-anak kelas XI IPA 1 mulai bersiap untuk menerima pelajaran kedua. Namun ada info bahwa guru-guru sedang mengadakan rapat dan itu artinya tak 1 kelaspun yang melaksakan proses belajar-mengajar termasuk kelasku. Ku putuskan untuk mengajak Nury ke Perpustakaan. Sebenernya sih itu salah satu Modus biar aku bisa Liad kakak Gantengku itu,, Hehehehh. Ehmm, sampe sekarang aku belum juga tahu siapa nama dari pemilik wajah tampan itu. Biasanya aku Cuma nyebut dia dengan Panggilan "Mr.X".
Sambil bercanda tawa dengan Nury aku berjalan melewati tiap-tiap ruang kelas yang penghuninya pada berhamburan keluar kelas.  Kebiasaan kalo lagi gagg ada guru. Sekarang aku udah ada didepan kelas Kk'Tampan. Tapi aku tidak menemukan sosok itu di sana.  Aku mulai kecewa karena  Modusku untuk melihatnya ternyata gagal :(
Aku tetap berjalan menuju perpustakaan yang sudah ada di depan mata dan.. Yaa Allah itu dia kan?? Tanyaku dalam hati.
"Iyaa itu dia,,  gagg salah lagi."
"Dia siapa Yun..??"  Ternyata Nury mendengar kata-kataku barusaan.
"eemm,, itu Ry  cwok yang lagi duduk di bawah pohon sana" jawabku sambil menunjuk ke arah pohon yang ku maksud.
"Loh itu kan Kak Danar" Ucap Nury sambil melihat ke arah cowok itu.
"Haah,, Kamu Kenal sama Dia??" tanyaku sambil menatap Nury penasaran.
"Yaa Kenal lah,, Dia itu tetanggaan dengan rumahku."
"Waah Ternyata Namanya Kak Danar" kini aku udah tau namanya. Tanpa sadar ternyata dari tadi aku senyum-senyum sendiri.
"Ciiee kayakya Temenku yang satu ini lagi Lope-Lope di Udara tuuh"
Rayu Nury sambil nyenggol-nyenggol lenganku.
"Ahh Nury, kamu bisa aja bikin aku malu,, hehehehh"
"Udah yuk kita kan mau ke perpus" kataku sambil menarik tangan Nury.
"Heemm,, Mau ke perpus atoo mau liad yang lain hayoo??"
Nury gagg henti-hentinya merayu hingga aku jadii malu sendiri.
Aku dan Nury pun masuk ke perpus sambil membahas kak Danar.
Mulai hari itu aku jadi tau banyak tentang kak Danar dari Temanku Nury.
Tiap hari kak Danar selalu jadi bahan perbincanganku dengan Nury. Aku selalu ingin menyaksikan wajah nan senyumnya yang mampu meneduhkan hatiku itu.
Tiba di mana saat pulang skolah aku berniat untuk lewat di depan kelas kak Danar hanya karna aku tak ingin ketinggalan menyaksikan senyumnya sebelum aku pulang. Namun tak seperti yang ku harapkan,, kini senyumnya itu untuk orang lain. Yah untuk seorang cewek yang sedang duduk bersamanya. Aku gagg bisa nyembunyiin kecemburuanku akan pemandangan yang telah mencabik-cabik perasaanku saat itu. Namun aku sadar kalo hal itu salah, aku bukan siapa-siapa. Aku Cuma seorang gadis yang tertarik akan keindahan senyuman di kejauhan sana yang tak dapat dan tak akan mungkin untuk ku sentuh. Dia hanyalah sosok hayalan semu bagiku. Sudahlah,, aku tak sanggup lagi menyaksikan canda tawa mereka.
Kuberlari sejauh yang aku bisa,, jauh dan jauh darii tempat itu. Ntah ke mana langkah kaki menbawa tubuhku pergi namun aku tetap mengikuti langkah kakiku tiba di bawah sebuah pohon yang Cuma ada aku dan kesedihanku di sana. Rasanya aku ingin menceritakan semuanya namun tak akan ada seorang pun yang mengerti.

Kini tak ada lagi nama Kak Danar di setiap ceritaku di sekolah. Ia telah bersama seorang gadis pilihannya di kejauhan sana. Selamat Yak kak,, Moga kk' bahagiadengannya.. Aku hanya bisa menyaksikan senyuman kk' dari sini. :)