Mushaf Cinta



Kali ini dapat kiriman lagi dari sahabat  kita Irfan dengan cerpen sedih yang berjudul Mushaf Cinta moga kalian suka ya :)

      Mushaf Cinta
  (oleh : Irfan Maffan)

Setiap lembar kisah ku torehkan dalam pena, mencoba menyelami dan memaknai arti sebuah tulisan yang terkandung di dalam nya, berusaha memecahkan berbagai macam persoalan dalam mahligai rumah tangga kami, saya adalah Zafran Al-Khauladi dan istri saya bernama Azizah Zahrani kami menikah di usia muda namun beda satu tahun Azizah pada masa itu berumur 24 tahun dan saya berumur 25 tahun , tapi kami sudah matang dalam menyikapi hal yang dialami orang Dewasa, sudah tiga tahun kami menikah dan telah di karuniai dua  malaikat kecil sebegai penerang hati kami anak pertama lahir Laki-laki kami beri nama Salman Al-Farizi dan kini umur nya sudah memasuki 6 tahun dan sudah kami sekolahkan di MTs Al-Islamiyah kelas 1 sedangkan yang kedua anak kami lahir
perempuan dan kami beri nama Adiba Khanza Zahrani kini usia nya telah memasuki Lima tahun dan kami sekolahkan di TK Islam Terpadu , sekilas keluarga kami lengkap tidak ada kekurangan suatu apapun akan tetapi yang membuat hati ini sedih adalah saya jarang ketemu anak istri dikarenakan saya bertugas di berbagai kota dan itu merupakan tanggung jawab saya namun di lain sisi saya pun ingin berkumpul dan bisa pulang setiap hari untuk sekedar menyenangi hati anak istri dirumah seperti
hal nya pada saat ini saya tengah bertugas di Kalimantan sungguh jarak yang cukup jauh dimana saya tinggal di Cileunyi, Jawa Barat tepat nya di kota kembang Bandung hari ini mendapat tugas untuk mengecek instalasi elektro di sebuah gardu tower dipedalaman kalimantan,
"Hei.. Zaf , kenapa kau bengong begitu apa yang sedang kau fikirkan"
Bang Togar dengan logat batak nya
"eh , bang. . . enggak, gak apa-apa"
"jangan lah kau berbohong kepadaku cerita lah siapa tahu aku bisa bantu kau bah"
"sudah hampir lima bulan saya gak pulang , saya kangen anak istri bang
dirumah , apalagi berat banget bagi saya jika saya ditugaskan di tempat-tempat yang jauh, tapi mau bagaimana lagi ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya sebagai atasan"
"hei lay, aku mengerti perasaan mu akan tetapi ini semua juga demi keluarga mu,"
"tapi apa gunanya bang, cari uang buat anak istri tapi gak bisa
menikmati kebersamaan, seakan kita di perbudak oleh waktu yang setiap hari menghabiskan tenaga" 
"sudah lah kau nikmati saja pekerjaan mu ini, aku yakin kau pasti punya banyak waktu bersama keluarga mu nanti yah, sudah jangan bersedih hati"

***
Matahari mulai tergelincir di atas ufuk , terik sinar mentari seakan menjadi penghalau untuk beraktifitas, kini waktu tepat pukul : 12:00 waktu setempat saatnya saya untuk istirahat sejenak sedikit merengangkan otot-otot yang kaku karena sehabis kerja seharian, ku sempatkan waktu istirahat untuk menelfon istri yang berada di bandung segera ku raih handphone pribadiku yang aku beli dari hasil gaji ku bulan lalu

"Assalamualaikum bu..." nampaknya koneksi jaringan hari ini lagi bagus , segera terhubung
"wa'alaikumsallam Mas, apa kabar  ??? kok jarang ngabarin kapan pulang  anak-anak selalu nanyain kamu terus" suara istriku seakan memberiku kebahagiaan yang berarti "maafin aku Azizah, telah membuat kamu dan anak-anak kita khawatir, aku disini baik-baik saja maafin aku jika aku jarang ngabarin kamu karena aku sekarang ditugaskan di pedalaman kalimantan dan sinyal disini sedang tidak bagus bahkan hampir tidak ada sinyal sama sekalimaka dari itu aku susah menghubungi kamu, bagaimana kabar kamu dengan
anak-anak  ??"
"Alhamdulillah aku dengan anak-anak baik-baik saja, kapan kamu pulang Mas?"
"Maafin aku Azizah aku belum sempat pulang, dan aku juga belum tahu
kapan aku bisa balik ke Bandung, nanti aku usahain yah?? Oia bagaimanauang yang aku kirim ke kamu sudah sampai?"
"Alhamdulillah sudah sampai Mas , oia Salman kemarin sakit dan dia selalu manggil-manggil nama kamu sepertinya dia kangen Mas"
"oia  ?? terus sekarang kondisi nya bagaimana?"
"Alhamdulillah sekarang Salman sudah agak membaik"
"Syukur alhamdulillah maafin aku yah, gara-gara aku salman jadi sakit"
"ini semua bukan salah kamu kok mas, ini memang waktunya Salman sakit dan kamu jangan merasa bersalah dan menyalahkan dirimu, kamu jaga diri baik-baik fokus aja sama pekerjaan kamu kita disini selalu mendoakan kamu, jangan lupa shalat ya mas"
"iya Insya Allah zah, zah sekarang anak-anak lagi dimana , aku kangen banget sama mereka aku ingin bicara sama mereka"
"sebentar ya mas, aku panggil kan mereka dulu" terdengar dari balik handphone sang istri tengah
memanggil dua malaikat kecil ku,
"Halo Ayah, ini Salman"
"Abang bagi telpon nya , aku ingin bicara juga sama ayah"
"iiih..abang dulu"
"Adiba dulu bunda..."
"hei... Sudah-sudah jangan berebutan sini handphone nya kasih bunda,
bunda loudspeaker aja yah"
Tanpa aku sadari , aku telah berlinangan air mata mendengar suara-suara malaikat kecil ku saling berebutan ingin duluan untuk berbicara itu cukup membuktikan buat aku kalau mereka tengah
menantikan kepulangan ku dan rindu akan ayah nya air mata ku pun jatuh satu per satu ketika anak ku Salman berkata
"Ayah Salman kangen deh sama Ayah, Ayah kapan pulang Salman Cinta Ayah
karena Allah semoga Ayah disayang Allah" putri kecil ku pun tak mau kalah
"Ayah Adiba juga kangen sama Ayah, cepat pulang ya yah, kita kumpul-kumpul lagi sama bunda sama bang Salman Adiba cinta Ayah Bunda karena Allah semoga Ayah disana disayang Allah" air mataku pun semakin deras mengalir dari pelipis mata mendengar suara malaikat kecil ku yang tak berdosa sambil nangis ku berkata "Adiba, bang Salman juga Bunda jaga diri kalian baik-baik yah, Ayah kangen banget sama kalian, maafin Ayah belum bisa pulang tapi Ayah janji kalau nanti Ayah pulang kita jalan-jalan yah, bang Salman jagain Bunda sama Adiba ya nak, sekarang untuk sementara waktu bang Salman jadi jagoan nya bunda sama Adiba dirumah nanti kalau ada apa-apa sama bunda juga Adiba bang Salman harus lindungi Bunda sama Adiba yah,
jangan nakal ya nak jangan tinggalkan shalat nurut apa kata Bunda, bantuin Bunda dirumah yah"
"Ayah , ayah jangan nangis ayah tidak usah sedih Selama ayah masih disana Salman akan jagain Bunda dan Adiba disini"
"iya Ayah, Adiba juga akan selalu bantuin Bunda dan akan selalu nurut sama Bunda juga Ayah"
"jangan hanya sama Ayah dan Bunda juga, kamu juga harus nurut semua perintah Allah dengan melaksanakan Shalat yah?"
"oke ayah"
"yasudah Bunda mana Ayah ingin bicara sama Bunda"
"iyah yah ini Bunda disini"
"Bunda Ayah Cinta Bunda Karena Allah Ayah rindu Bunda juga anak-anak kita, terima kasih ya sudah mau menjadi Ibu buat anak-anak kita Bunda
tidak usah sedih Ayah pasti akan pulang kok" 
"iya yah Bunda juga mencintai Ayah karena Allah Bunda juga kangen banget sama Ayah cepat pulang ya yah, dan makasih juga sudah menjadi
Ayah yang terbaik buat kita semua" "kita sayang Ayah I Love You Ayah," secara bersamaan mereka mengatakan
kalimat itu "I Love You too all, yasudah Ayah mau kerja lagi sudah yah Assalamualaikum"
"wa'alaikumsallam Ayah" Ku matikan Handphone ku mengakhiri perbincangan ku dengan mereka .

Nama Pena : Irfan Maffan
25 April 1996 18 tahun Jalan ujung menteng poncol RT005/08 NO.96
Kecamatan Medan Satria
Kelurahan Medan Satria kota Bekasi provinsi Jawa Barat Kode Pos 17182
No Hp : 089635415209