AMBULANS
Cerpen cinta yang berjudul ambulans ini merupakan karya dari teman kita yaitu intan hanana tulisannya cukup menarik tentu menghibur, dari pada penasaran dengan cerpen cinta yang satu ini silakan di baca
AMBULANS
Tap...tap... terlihat seorang gadis yang berlari tergesa-gesa di tengah rintikan hujan. Air matanya tersamar oleh air hujan yang menimpa pipinya, tetapi hal tersebut tidak menyembunyikan raut wajahnya yang ketakutan. Sambil sesekali menoleh kebelakang ia terus berlari melewati jalan sepi di tengah hutan. Langkahnya terhenti tepat di atas sebuah tebing. Ia tak bisa kemana-mana lagi. Seorang pria dengan seringainya yang mengerikan berjalan perlahan mendekati gadis itu. Di tengah keputusasaanya ia memutuskan untuk melompat dari tebing.
“ Ah rupanya aku hanya bermimpi ” Nadia terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal dan keringat membanjiri seluruh tubuhnya.
_
“ Kau tahu Nadia, aku benci sekali dengan Edwin. Memang dia pikir siapa dia? bisa datang dan pergi begitu saja. Aku bukan boneka yang masih bisa tersenyum, meski sudah pernah di buang ke tong sampah dan di pungut lagi. Hei Nad kau mendengarkanku bukan?” Tanya Keyla yang melihat Nadia tidak menanggapi curhatannya dan hanya melamun sambil menatap ke arah jalan raya. Di tengah lamunannya Nadia melihat sebuah ambulans yang melaju dengan kecepatan tinggi dan tepat di depannya sebuah mobil sedan melaju dengan kecepatan yang sama. Keduanya akan bertabrakan. “ Awas !!!” Spontan Nadia berteriak. Namun sebelum hampir bertabrakan ambulans tersebut menghilang begitu saja.
“ Hei ada apa Nadia?” Tanya Keyla yang terkejut dengan teriakan Nadia.
“Tadi.. aku melihat sebuah mobil ambulans yang akan bertabrakan dengan mobil sedan”
“ Mana aku tak melihat, lagipula jalanan juga sedang macet” Keyla telingukan.
Nadia berlari menuju kampus meninggalkan Keyla. Ia masuk ke toilet menyalakan keran lalu membasuh mukanya.
“ Kau tak apa-apakan Nad?” Keyla masuk menyusul Nadia
“ Tidak, aku baik-baik saja Key”
“ Aku tahu kamu orang yang tertutup, aku juga tidak bermaksud untuk ingin tahu. Aku hanya khawatir. Akhir-akhir ini aku sering melihat kau melamun semenjak...”
“Sudahlah Keyla” Potong Nadia ,” Sudah kubilang aku baik-baik saja!” Bentak Nadia.
“ Oke, baiklah kalau memang begitu” Keyla mengalah lalu meninggalkan Nadia.
_
Malam ini Nadia kembali bermimpi. Ia tengah berada di tengah hutan yang gelap dan sepi. Tidak beda jauh dari mimpinya yang semalam. Dari kejauhan ia melihat sesosok laki-laki berseragam putih. Jantungnya berdebar dengan cepat. Baru saja ia ingin berlari, tetapi sebuah tangan terasa mencekik lehernya. Laki-laki tersebut hanya berjarak beberapa sentimeter dari dirinya. Wajahnya gosong dan kedua bola matanya yang tidak ada sehingga menimbulkan lubang hitam yang sangat menyeramkan. Nadia masih berusaha untuk melepaskan tangan laki-laki tersebut dari lehernya dan akhirnya berhasil. Ia segera berlari menjauh. Namun laki-laki tersebut berhasil mendapatkan kembali Nadia. Ia menarik tangan Nadia dengan keras hingga kukunya yang panjang menembus kulitnya. Nadia mengerang kesakitan.
“ Mau kemana Nadia? Kau adalah korban terakhir. Seharusnya kau sudah mati bersama teman-temanmu waktu itu. Aku belum tenang jika korban terakhirku belum mati. Maka dari itu aku akan membunuh mu sekarang!” Ucap laki-laki tersebut. Ia memegang sebuah pisau bersiap membunuh Nadia.
“ Jangan..aku mohon jangan...” Nadia terbangun. Ia merasakan sakit dan perih di tangannya dan ia begitu terkejut mendapati tangannya yang berlumuran darah dan penuh luka. Segera ia menuju wastafel untuk membersihkan tangannya. Lukanya terlihat begitu jelas seperti bekas cakaran dan kulitnya yang agak sedikit robek. Nadia meringis kesakitan sambil mengambil kotak obat lalu membalut lukanya.
_
Pagi ini Nadia pergi ke kampus dengan tanganya yang di perban. Ia melihat jalanan sepi lalu hendak menyeberang, namun tiba-tiba ia melihat sebuah ambulans yang muncul dengan kecepatan tinggi dan langsung menabraknya. Nadia terpental beberapa meter dan mendarat di atas taman depan kampusnya. Keyla yang melihat langsung menghampirinya.
“ Hei jangan melihat saja cepat bawa ia ke rumah sakit” Ucap Keyla kepada kerumunan orang-orang yang mengelilingi Nadia. Keyla terlihat begitu panik melihat sahabatnya sekarat.
Keyla menunggu didepan ruangan tempat Nadia dirawat. Sesekali ia mengintip melalui jendela yang tertutup setengahnya dengan gorden hijau. Ia terlihat begitu cemas dengan keadaan Nadia.
“ Kau tahu apa yang terjadi pada temanmu?” Seorang lelaki berwajah cukup tampan dan berperawakan tinggi menghampiri Keyla lalu duduk disebelahnya.
“ Kau ini siapa” Tanya Keyla mengernyitkan dahinya.
“ Perkenalkan namaku Ardan” Ucap laki-laki itu sambil menyodorkan tangannya.
“ Aku Keyla”
“Apa kamu nggak melihat apa yang terjadi dengan temanmu?” Tanya Ardan kembali.
“ Aku hanya melihat Nadia tiba-tiba terpental begitu saja”
“ Temanmu itu sebenarnya tadi ditabrak sebuah ambulans”
“ Ambulans?kau ini bercanda tadi aku tak melihat ambulans disana”
“ Tentu saja kau tak melihatnya, ambulans itu bukan berasal dari dunia kita. Ambulans itu berasal dari dunia lain dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melihatnya”
“ Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan”
“ Kau memang tidak mengerti, tapi aku yakin temanmu itu pasti tahu”
_
Seorang perawat masuk untuk memeriksa keadaan Nadia. Ia sudah sadar, tetapi keadaannya masih sangat lemah. Nadia terus memperhatikan perawat yang dia pikir agak sedikit aneh. Wajahnya pucat seperti tidak ada setetespun darah yang mengalir dalam tubuhnya.
“ Kenapa Nadia? apa ada yang aneh denganku?” Tanya perawat itu yang kemudian berubah menjadi sesosok laki-laki seperti yang ada didalam mimpinya. Laki-laki tersebut langsung mencekik leher Nadia. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan diri.
“Nadia, kamu kenapa?” Keyla masuk dan terkejut melihat Nadia meronta-ronta sambil memegangi lehernya. Ardan yang ikut masuk segera menolong. Ia menarik makhluk yang sedang mencoba membunuh nadia. Makhluk itu terlihat marah dengan apa yang dilakukan Ardan, ia pun mencoba menyerang Ardan, namun gagal. Ardan berhasil mencengkram bahu makhluk itu. Seketika makhluk itu menghilang menjadi kepulan asap beraroma daging terbakar.
“ Kamu nggak apa-apa Nad? Tanya Ardan. Nadia menggeleng, ia masih terlihat ketakutan.
“ Hei sebenarnya ada apa ini?” Tanya Keyla yang terlihat bingung.
“ Nadia, sepertinya makhluk itu sudah berani mengganggumu didunia nyata. Sebaiknya kau harus cepat melenyapkan makhluk itu atau kau...” Ardan menggantung kata-katanya.
“Ya aku tahu”
“ Makhluk apa?melenyapkan apa? Bisakah kalian menjelaskan kepadaku?” Tanya keyla yang semakin bingung.
“ Semua ini ada kaitannya dengan kejadian satu bulan lalu, petugas ambulans yang menabrak semua temanmu hingga tewas. Ia sepertinya bersekongkol dengan iblis. Tuganya untuk membunuh ketujuh remaja tidak berhasil dan menyisakan kamu. Namun pria tersebut sudah tewas sebelum menyelesaikan tugasnya. Dan kini ia sedang memburumu sebagai korban terakhirnya” Jelas Ardan
“Tapi bagaimana kau tahu?aku bahkan tidak mengenalmu sebelumnya”
“Aku ada di sana saat kejadian itu terjadi termasuk saat mayat pria yang di bakar masa itu bangkit.Nadia tepat malam ini kau harus menyelesaikan semuanya”
“ Tapi bagaimana caranya?”
“ Kau harus kesana tepat tengah malam dan mengubur mayat pria itu”
_
Jam 12 tepat tengah malam Nadia, Keyla dan Ardan tiba di tempat pembunuhan keenam teman-teman Nadia yang sedang berkemah pada saat itu. masih terekam jelas dalam ingatannya saat mereka sedang menbuat api unggun, lalu mencul sebuah ambulans yang langsung menabrak semua teman-temannya. Warga yang melihatnya segera memanggil masa lalu membakar ambulans tersebut bersamaan dengan pengemudinya. Nadia berjalan menuju kearah bangkai ambulans yang hanya menyisakan kerangkanya saja. Matanya menangkap sesuatu yang membuatnya mual. Mayat petugas ambulans itu masih disana. Ternyata tidak ada warga yanng sudi untuk menguburnya secara layak. Tiba-tiba terdengar suara sirine ambulans.
“Nadia awas!” Keyla mendorong Nadia hinnga akhirnya ia yang tertabrak ambulans tersebut”
“Keylaa!!” Nadia segera menghampiri Keyla yang terbaring dengan luka parah di kepalanya”
“Ardan, bagaimana ini? Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit” Ucap Nadia sambil terisak.
“Jadi menurutmu aku harus melakukannya?” Tanya Ardan sinis.
“ Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Nadia kesal
“ Untuk apa aku menolong temanmu sedangkan aku juga ingin membunuhmu korban terakhirku?”
“Ja..ja..jadi kau....” Seketika itu sebuah ambulans tanpa penemudi menabrak Nadia dengan kecepatan tinggi.