Takeuchi – Pencuri Antar Waktu

Kalau kemarin dengan Cerpen Romantis Takeuchi - Time Traveler [Episode 1] kali ini ada episode ke 2 dengan judul yang ebrbeda moga kalian sukak ya dengan ini Takeuchi – Pencuri Antar Waktu




Pagi hari yang cerah ditenangkan dengan kicauan burung yang merdu, serta udara pagi yang dingin. Membuat hati setiap orang terasa damai dan tenang. Langit yang biru serta awan yang putih, ikut serta memperindah bumi ini. Disebuah desa Honjara terdapat anak SMA bernama Takeuchi yang sedang asik menonton televisi dirumahnya. Dia terlihat sangat senang sekali melihat acara televisi favoritnya, Doraemon.

“Hahaha, mereka lucu sekali, perbuatan konyol nobita seakan selalu membawa hal yang lucu bagi penontonnya” kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Karena terlalu asik menonton televisi, aku sampai lupa jika harus disuruh ibu untuk pergi ke pasar. Takeuchi mengingat lagi kejadian beberapa menit yang lalu.

“Takeuchi, cepat kamu bantu ibu untuk pergi kepasar, ibu tidak sempat pergi kesana karena masih banyak yang harus ibu kerjakan. Jadi ibu minta tolong untuk kamu berbelanja” suruh ibuku yang sambil memberikan daftar belanja yang ingin dibeli.

Dengan nada yang pelan aku menjawabnya dan menghampirinya “Iya bu, aku akan pergi kepasar. Serahkan saja semuanya padaku”


Ketika ingin pergi kepasar, aku melihat acara favoritku yaitu Doraemon sedang tayang. Maka dari itu aku menontonnya sebentar, tapi aku sempat melukapan apa yang sudah ibu suruh kepadaku.

“Baiklah, waktunya pergi berbelanja sekarang” kataku dengan nada yang penuh semangat dan langsung pergi berjalan menuju pasar.

Takeuchi anak yang suka akan sebuah kasus misteri dan legenda-legenda yang telah menjadi beberapa mitos dikalangan banyak orang. Hal tersebut tak dapat dipungkiri lagi bahwa Takeuchi juga suka mempelajari berbagai pengetahuan untuk menjadi detektif.


Dijalan aku kebetulan melewati rumah Steve. Dia terbilang anak yang cukup kaya, namun terkadang dia suka sombong akan kekayaannya, serta membuat beberapa orang jengkel dengannya.


Terlihat dirumahnya sedang ramai sekali akan orang-orang yang sedang kesulitan dan ingin meminta bantuan kepada Steve. Akupun bingung dan menghampirinya

“Hei Steve, ada apa ini? Kenapa dirumahmu banyak orang yang datang dengan segudang masalah?” tanyaku kepada steve sambil menunjukkan tanganku ke semua orang yang sedang mengantri. Dengan nada yang cukup sombong dia menjawab “Ah Takeuchi, masa kamu masih belum tau?

Aku kan seorang detektif. Maka dari itu mereka semua datang kepadaku untuk membantunya” saut Steve dengan nada yang cukup membuat jengkel.

Hal tersebut membuatku sedikit ingin tertawa tapi aku menahannya serta berkata kepada Steve

“Kau seorang detektif? Aku tidak yakin kamu bisa melakukan semua masalah yang dialami orang sebanyak ini” ucapku kepada Steve dengan wajah yang cukup heran. Stevepun membalasnya

“Kamu lihat saja nanti, semua orang disini akan berterima kasih kepadaku. Dan aku akan menjadi detektif professional, hahaha” ujar Steve sambil tertawa dihadapanku.


Steve semakin sombong dan membuatku semakin malas berlama-lama ditempat itu. Hingga akhirnya aku melanjutkan perjalananku menuju pasar untuk membeli sesuatu yang harus dibeli.

Ketika sampai dipasar, aku melihat kembali daftar belanja yang harus dibeli. Dan ternyata, banyak sekali.

“Aaaappa ini? Banyak sekali yang harus kubeli. Sayuran seperti Cabai, Bawang Merah, Lengkuas, Bawang Putih, dan lain-lainnya. Serta beberapa buah-buahan seperti Apel, Mangga, Jeruk, Alpukat, dan lain-lain. Harus kubeli semua, dan juga beberapa barang-barang lainnya” teriakku dengan wajah yang kaget melihat daftar belanja yang begitu banyak.

“Yosh, aku tidak boleh terus mengeluh. Aku harus cepat menyelesaikan ini dan membaca buku detektif yang belum sempat kuselesaikan” ucapku dalam hati.

Dan pada akhirnya aku bergegas membeli berbagai barang dari beberapa toko yang ada dipasar.

Waktu terus berjalan, tak terasa sudah mulai terasa panas teriknya matahari di siang bolong. Belanjaan yang sudah kubelipun sudah terkumpul semua, barang bawaanku sangat banyak sekali sehingga aku sedikit kesulitan membawanya karena terlalu berat.


Tak lama, akupun akhirnya sampai dirumah dengan nafas yang cukup terengah-engah. Karena aku harus membawa benda-benda berat itu dari pasar kerumah, ditambah panasnya matahari. Membuatku mengeluarkan banyak sekali keringat yang ada ditubuhku.


Akupun berjalan menghampiri dapur lalu berkata kepada ibu “Ibu, aku sudah membeli semua yang ibu suruh padaku. Lihatlah, begitu banyak sekali yang aku beli” sautku dengan nada yang senang.

Ibukupun menghampiri dan mengatakan

“Ah terima kasih banyak, kamu memang anak yang berbakti kepada orang tua. Sebagai gantinya ini upah untukmu, lumayan untuk jajan” kata ibuku yang sambil tersenyum, serta menjulurkan uang ketanganku. Lantas hal tersebut membuatku senang dan berterima kasih kepadanya “Terima kasih bu. Oh iya, aku ingin kerumah Steve dulu yah” teriakku yang berada didepan pintu dan terburu-buru menuju rumah Steve.

Sepertinya aku tidak jadi ingin melanjutkan membaca buku detektif. Karena kupikir kasus yang akan dikerjakan Steve lebih membuatku penasaran.

Disiang hari yang panas, aku berlari menuju rumah Steve.

Tak lama aku sampai dirumahnya dan mengetuk-ngetuk pintu rumah Steve.

Tok tok tok, suara pintu yang aku ketuk. Tak lama keluar ibunya Steve dan berkata padaku. “Oh Takeuchi, ada apa yah tiba-tiba datang kesini?” tanya mamahnya Steve.

“Kebetulan aku ingin bertemu Steve tante, apakah dia ada dirumah?” tanyaku balik kepada mamahnya Steve. Diapun menjawab pertanyaanku “Tentu saja Steve ada dirumah, tapi sepertinya dia terlihat sibuk karena ada seseorang yang mengatakan berliannya hilang didalam rumahnya” ujar mamahnya Steve padaku.

Hal tersebut membuatku kaget sehingga aku tidak sabaran ingin melihat bagaimana Steve menyelesaikannya.

“Kalau begitu, aku permisi yah tante ingin bertemu Steve” sautku dan langsung masuk kedalam rumahnya.

Diruang tamu yang sepi serta tidak ada keributan. Kulihat ada Steve dan seorang bapak-bapak yang berkepala botak sedang berbicara dengannya.

Akupun menghampirinya dan berkata

“Permisi Steve, sepertinya kamu sedang sibuk dengan kasus yang akan kamu tangani?” tanyaku kepadanya dengan wajah yang sedikit bingung.

Wajahnya terlihat cukup bingung dan seperti sedang memutar berkali-kali otaknya untuk memecahkan kasus itu “Aku sedang mendapatkan kasus yang cukup serius. Dia bernama Bapak Rikimaru, kebetulan dia sedang mendapatkan kesulitan yaitu berlian miliknya hilang didalam rumahnya sendiri” kata Steve sambil memperkenalkan Bapak Rikimaru tadi. Karena merasa diperkenalkan, Bapak Riki bangun dari duduknya serta memperkenalkan dirinya “Perkenalkan, nama saya

Rikimaru. Saya seorang direktur perusahaan Yamada yang kebetulan sedang mendapatkan sebuah masalah” ujar Bapak Rikimaru sambil menjulurkan tangannya kepadaku. Rasanya tidak sopan jika aku menghiraukannya. Maka dari itu aku ikut memperkenalkan diri padanya

“Perkenalkan pak, namaku Takeuchi. Aku temannya Steve yang kebetulan sedang berkunjung kesini” kataku sambil bersalaman dengannya.

Sebuah kasus yang sedang temanku laksanakan membuatku sedikit penasaran dan menanyakan beberapa hal padanya “Permisi pak, bisakah aku bertanya sesuatu kepadamu?” tanyaku kepadanya. Lantas Bapak Rikimaru

menyautinya “Tentu saja boleh nak, silahkan tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan” ujar Bapak Rikimaru. “Sebelumnya apakah bapak masih ingat terakhir kali melihat berlian itu? Dan saat itu bapak sedang apa?” tanyaku kepadanya dengan tangan yang sambil memegang dagu. Pertanyaanku tadi sempat membuat Pak Rikimaru kebingungan, dan mengingat lagi terakhir kali dia melihat berlian itu. “Kalau tidak salah terakhir kali bapak melihat berlian itu dimalam hari pukul 11. Saat itu saya baru saja pulang kerja dan menaruh berlian itu diatas meja makan. Karena terlalu letih saya langsung menuju kamar untuk tidur tapi melupakan berlian yang ada dimeja makan tadi. Namun ketika terbangun, berlian tersebut sudah tidak ada” jawab Pak Rikimaru tentang pertanyaanku tadi.

Aku mulai mendapatkan ide, karena dibeberapa hari yang lalu aku pernah melakukan perjalanan waktu kemasa depan. Yaitu dimasa ketika aku sudah tua dan menjadi sukses karena membangun sebuah perusahaan. Lemari yang berada ditempat sampah tadi aku bawa pulang kerumah dan kubersihkan hingga bersih. Menurutku, ide yang sedang aku miliki sekarang cukup akurat dan berkata didalam hati “Ah iya, aku kan mempunyai mesin waktu.


Kalau begitu kenapa tidak aku pergi ke masa lalu dan melihat siapa pencuri sebenarnya” kataku didalam hati. Karena terpikirkan dengan ide tersebut, aku pamit kepada Steve dan Pak Rikimaru serta berterima kasih padanya. Dan langsung menuju rumah untuk pergi ke masa lalu. Dengan tergesa-gesa menuju rumah, aku sempat tersandung batu dijalan “Haduh, kenapa sampai ceroboh begini sehingga sampai jatuh” ujarku dalam hati dan melanjutkan perjalanannku. Ketika sampai dirumah ibu memanggilku “Takeuchi, makan dulu sini. Nanti kamu bisa lapar” teriak ibuku. Karena sedang tergesa-gesa aku menolaknya “Nanti saja bu, ada yang harus aku kerjakan terlebih dahulu” jawabku dan langsung menuju kamar.


Dikamarku, terdapat sebuah lemari yang berbeda dari lemari biasanya. Bentuknyapun agak sedikit aneh, serta tidak terbuat dari kayu. Bahkan aku sendiri belum pernah melihat bahan apa yang dipakai pada lemari tersebut. Dengan rasa yang sangat yakin ingin pergi ke masa lalu demi menyelesaikan kasus yang dialami Pak Rikimaru, aku berjalan serta memasuki lemari tersebut serta mengatakan “Pergi ke 1 hari yang lalu jam 11 malam” ucapku ketika didalam lemari itu.


Setelah beberapa menit berada didalam, akupun keluar dari lemari tersebut. Malam hari telah datang. Disana kulihat diriku yang sedang tertidur pulas. Tentu aku tidak ingin dia melihatku, untung saja aku masih mengingat alamat rumah Pak Rikimaru, karena sebelumnya dia pernah mengatakannya. “Rumah bapak berada di Jalan Setapak nomor 110” kata Pak Rikimaru ketika berada dirumah Steve tadi.

Karena tidak mau terlambat akupun bergegas menuju ke alamat tersebut. Ketika sampai disana, aku sedikit bingung bagaimana cara masuk kedalam? Sedangkan pintu gerbangnya saja dikunci. 10 menit mengelilingi rumah itu, hingga akhirnya menemukan jalan untuk masuk, yaitu dengan memanjat pagar rumahnya. Karena disana terdapat sebuah box yang cukup tinggi sehingga aku bisa memanjat keatasnya. Usahaku membawakan hasil yang baik dan berhasil masuk kedalam rumahnya. Aku memasuki ruang makan, disana masih terlihat jelas berlian milik Pak Rikimaru masih berada disana. Akupun menunggu sambil bersembunyi sampai pencuri itu datang. Namun karena terlalu lama, aku menjadi mengantuk dan hingga akhirnya tertidur. Tak terasa sudah pukul 5 pagi, namun berlian itu masih ada diatas meja makan. Aku mengatakan didalam


hati “Lebih baik berlian itu aku ambil saja dan kembali ke masaku serta mengembalikan berliannya ke Pak Rikimaru” kataku didalam hati dan langsung mengambil berlian itu. Hingga akhirnya aku berlari menuju rumah dan langsung menggunakan mesin waktu lagi untuk kembal ke masaku. “Kembali ke 5 menit setelah aku pergi dari rumah” kataku ketika didalam lemari tersebut.

Aku berlari dengan cepat menuju rumah Steve untuk mengembalikan berlian itu. Namun aku baru menyadari suatu hal “Ya ampun, kenapa aku tidak sadar juga? Bahwa pencuri sebenarnya adalah aku sendiri yang datang dari masa depan mengambil berlian itu untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Kasus macam apa ini? Ini kasus yang bodoh” teriakku ketika sambil berlari. Hingga akhirnya sampai dirumah teman dan mengembalikan berlian tersebut kepada pemiliknya. Aku tidak mungkin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi karena identitasku sebagai time traveler akan terbongkar. Kukatakan bahwa aku menemukannya dibangku yang berada ditaman. Dan hingga akhirnya Pak Rikimaru berterima kasih kepadaku karena berliannya berhasil


ditemukan, tapi menurutku ini kasus yang bodoh. Lain kali aku tidak mau lagi menyelesaikan kasus seperti ini..

Baca juga !!

Takeuchi - Time Traveler [Episode 1]
Takeuchi - Pencuri Antar Waktu [Episode 2]
Takeuchi - Kemunculan Papeto [Episode 3]
-Tamat